The Nudge Theory: Apa Pengaruhnya Terhadap Masyarakat?

by Research Division HIMA ESP FEB Unpad

Pengertian Nudge Theory berdasarkan Herbert Simon, pemenang Nobel pada 1973, berpendapat bahwa orang tidak dapat membuat keputusan yang optimal secara ekonomi karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk menyimpan informasi yang banyak serta kemampuan kognitif untuk memproses informasi tersebut. Sedangkan Thaler and Sunstein, memberi kita definisi yang agak fleksibel, yakni Nudge Theory dapat mengubah intensif ekonomi seseorang secara signifikan.

Konsep dari Nudge Theory ini dalam perekonomian biasa diterapkan dalam bidang bisnis, khususnya terkait dengan penjualan produk. Hal tersebut karena, ketika seseorang memutuskan untuk membeli sesuatu, tidak semuanya didasarkan alasan rasional, tetapi lebih karena adanya sebuah dorongan yang irasional, seperti membeli barang tanpa memikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Manusia sering menggunakan emosi ketimbang logika dalam mengambil keputusan, tidak sadar bahwa setiap tindakan yang diambil belum tentu dipilih secara sadar, karena terpengaruh oleh isyarat halus di lingkungan dan dengan penguatan yang positif. 

Contoh dari Nudge Theory:

  1. Ketika seseorang mengunjungi supermarket tanpa catatan belanja, ia berpotensi melakukan banyak pembelian yang tidak direncanakan. Misalnya, ketika seseorang mengunjungi supermarket di area minyak goreng, peralatan untuk menggoreng mungkin dipajang di sana. Karena melihat produk itu, ia ingat bahwa peralatan untuk menggoreng di rumahnya rusak dan sekalian membelinya walaupun sebenarnya ia tidak berencana untuk membelinya.
  2. Ketika seseorang pergi ke Starbucks, mungkin ia akan kebingungan memilih ukuran cup venti atau grande yang hanya mempunyai sedikit selisih harga. Tentu akan terlihat lebih menguntungkan jika ia membeli minuman dengan cup berukuran venti.
  3. Ketika ingin membeli suatu barang, seseorang akan mengambil jalan pintas dengan cara melihat testimoni orang lain. Misalnya, pada aplikasi belanja online yang menampilkan testimoni pelanggan dengan skala bintang. Hal ini memudahkan seseorang untuk mengambil keputusan saat membeli suatu produk atau jasa.

Pengaplikasian dari Nudge Theory ini kemudian banyak digunakan dalam dunia bisnis, mulai dari strategi pemasaran, penjualan hingga operasional. Di mana dibandingkan dengan membuat suatu strategi promosi yang mahal dan ekslusif, pebisnis justru akan membuat strategi yang bisa berpengaruh besar pada perilaku dan daya beli masyarakat. Pengaplikasian yang pertama yaitu terkait bagaimana penjual atau pemasar memanfaatkan efek tipuan (decoy) dalam mendorong konsumen memilih produk yang mereka harap untuk jual. Pengaplikasian selanjutnya yaitu untuk menekan jumlah pilihan produk, karena pada dasarnya manusia seringkali menghadapi choice overload atau ketidakmampuan untuk menentukan suatu pilihan dengan optimal karena terlalu banyaknya pilihan. Sehingga dengan berdasar pada Nudge Theory, penjual justru akan mengurangi variasi produk yang dijual.

Pemanfaatan Nudge Theory dalam pemasaran/operasional 

Pemanfaatan Nudge Theory dalam bidang marketing contohnya online shop menampilkan satu produk dengan dua harga secara bersamaan, harga normal dan harga diskon. Dengan menampilkan harga normal bersamaan dengan harga diskon, maka terjadi efek anchor pricing, dimana harga diskon terlihat lebih jauh lebih murah dibanding harga aslinya.

Dampak Nudge Theory

  1. Dampak positif: meningkatkan penjualan dan meningkatkan penerimaan pajak.
  2. Dampak negatif: dapat menyebabkan kita mengambil keputusan yang bertentangan dengan kepentingan atau keperluan kita (impulsive buying).

Perilaku yang harus dilakukan oleh konsumen untuk menghindari atau setidaknya mengurangi efek dari Nudge Theory yaitu dengan berhemat dan membawa catatan belanja.

Dapat disimpulkan, bahwa melalui The Nudge Theory, masyarakat mulai berpikir penggunaan subtle psychological hints dapat digunakan untuk mengubah perilaku orang, at low cost. Mungkin dalam beberapa tahun mendatang, kita dapat menerapkan Nudge Theory dengan cara yang baru serta inovatif di aspek lain, seperti IT, yang tentunya harus dipastikan bahwa perkembangan teori ini digunakan untuk niat baik demi meningkatkan kesejahteraan individu. 

Referensi

Kosters, M., & Van der Heijden, J. (2015). From mechanism to virtue: Evaluating Nudge theory. Evaluation, 21(3), 276-291.

Hansen, P. G., & Jespersen, A. M. (2013). Nudge and the manipulation of choice: A framework for the responsible use of the nudge approach to behaviour change in public policy. European Journal of Risk Regulation, 4(1), 3-28.

Lin, Y., Osman, M., & Ashcroft, R. (2017). Nudge: concept, effectiveness, and ethics. Basic and Applied Social Psychology, 39(6), 293-306.

Buheji, M. (2018). Nudge Theory vs. Inspiration Economy Labs-Comparing the Depth of Influence on Socio-Economics Behaviours. American Journal of Economics, 8(3), 146-154.

Cai, C. W. (2020). Nudging the financial market? A review of the nudge theory. Accounting & Finance, 60(4), 3341-3365.

https://m.kumparan.com/amp/ellya-fajraini-hsb/trik-meningkatkan-penjualan-melalui-penerapan-nudge-theory-1vita3mdGVZ

https://www.kompasiana.com/ronaldwan/59e04372147f967f532a23f2/nudge-theory-buah-pemikiran-pemenang-nobel-ekonomi-2017?page=2

Penggunaan Praktis Nudge Theory | Atho

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s