by Economic Journal Division HIMA ESP FEB UNPAD
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, baik negara maju maupun berkembang dari 5,4% menjadi 5,2% pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan menjadi minus 1,5% dimana lebih curam dibandingkan proyeksi bulan Juni lalu, yaitu minus 0,3%. Angka proyeksi pertumbuhan yang curam tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja, beberapa negara ASEAN mecapai hingga minus 3,4% di tahun 2020. Untuk rincinya pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 1,5%, Thailand minus 7,1%, Malaysia minus 6,0%, Filipina minus 8,3%, dan Vietnam minus 1,6%. Berdasarkan data tersebut Filipina paling terkontraksi. Selain itu, IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China berada di zona positif yaitu 1,9% di tahun 2020. China menjadi negara yang ekonominya kembali menguat dan diprediksi tumbuh tahun 2020 dengan PDB meningkat 1,9% sebelum meningkat signifikan sebesar 8,2% pada tahun 2021. Berbeda dengan AS, AS akan mengalami penurunan 4,3% tahun 2020 dan pemulihan 3,1% pada tahun 2021.
Tak hanya itu, IMF juga memprediksi hal buruk terkait kinerja ekonomi global dalam jangka menengah. Pertumbuhan global diperkirakan akan melambat lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelum pandemi yaitu menjadi sekitar 3,5% antara tahun 2022 dan 2025. Dengan adanya pandangan tersebut jika berkepanjangan akan menyebabkan kemiskinan global yang makin melonjak dan diperkirakan akan meningkat pertama kalinya setelah dua dekade lebih.
Sumber:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5212852/ramalan-terbaru-imf-ekonomi-ri-minus-15-di-2020
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201014180655-8-194412/imf-ramal-pdb-ri-15-hingga-eropa-kalahkan-as-di-wto
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5212788/imf-pangkas-prediksi-pertumbuhan-ekonomi-dunia-jadi-52-di-2021
https://internasional.kontan.co.id/news/imf-perekonomian-global-pulih-lebih-cepat-dari-yang-prediksi