By : E-Journal Division, IESP, FEB UNPAD
Kondisi ketidakstabilan politik saat ini, memberi dampak pada berbagai sisi. Salah satunya, dampak terhadap investasi atau kondisi aliran modal asing di Indonesia.
Peneliti Institute for Development Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, investor asing jika ingin berinvestasi di sebuah negara memiliki penilaian tertentu. Apalagi jika negara tersebut sedang melaksanakan pemilihan umum (pemilu) seperti Indonesia saat ini.
Kendati demikian, bagaimana Indeks Harga Saham Gabungan pasca pemilihan umum?
Indeks saham diprediksi melemah jelang akhir pekan, Kamis (23/5). Situasi politik dan keamanan dalam negeri masih menjadi sentimen negatif untuk pasar saham Indonesia.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan IHSG belum akan menyentuh area 6.000. Transaksi beli masih minim karena investor khawatir dengan kerusuhan yang terjadi dalam dua hari berturut-turut.
“IHSG diprediksi melemah. Pelemahan masih dipengaruhi kecemasan investor dan minimnya sentimen pendorong pasar,” papar Dennies melalui risetnya. IHSG ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,19 persen atau 11,73 poin ke level 5.939. Padahal, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) di all market sebesar Rp702,93 miliar.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyarankan, agar pemerintah menggencarkan promosi dan memperbaiki iklim investasi agar investasi di tahun mendatang akan tetap meningkat.
Sumber-sumber :
https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/pemilu-membuat-investasi-2019-melambat