By: Wahida Kumala Tuta
Zaman yang semakin maju mendorong keterlibatan banyak pihak dalam berbagai bidang kehidupan, terutama peran perempuan. Perspektif zaman dahulu bahwa perempuan hanya berkecimpung dengan urusan rumah tangga sudah hilang. Saat ini perempuan hampir menguasai seluruh penjuru bidang, seperti ekonomi, sosial, politik, sains, teknologi, kesehatan, dan lain sebagainya. Selain itu, perempuan juga dituntut untuk berpendidikan tinggi, mempunyai pemikiran kritis, dan aktif di lingkungan sekitar. Peran ganda perempuan ini sangat positif apabila kewajibannya dapat dijalankan dan mengandung nilai kebermanfaatan. Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya dan diharapkan dapat melahirkan generasi cerdas penerus bangsa.
Perempuan dan laki-laki diciptakan dengan kelebihan masing-masing. Studi yang dilakukan Erasmus University menunjukkan, laki-laki cenderung lebih pintar dibandingkan perempuan. Begitu pula dengan Ahli saraf di Inggris, Dr Adrian Owen menyebutkan bahwa laki-laki memiliki tingkat IQ empat poin lebih tinggi dibandingkan perempuan. Secara anatomi, otak laki-laki memiliki volume yang lebih besar daripada otak perempuan. Temuan owen dan tim menyebutkan bahwa volume otak laki-laki rata-rata 1200 ml, sedangkan perempuan sekitar 1000 ml. Meski demikian IQ bukanlah penentu kesuksesan karier seseorang. Di dunia kerja, EQ lebih berperan daripada IQ. Dan perempuan memiliki EQ yang lebih unggul daripada laki-laki. Di sini sangatlah penting bahwa wawasan gender perlu dipertimbangkan dalam setiap kebijakan pembangunan (Siti, Partini 1997).
Peran Wanita dalam Sudut Pandang Ekonomi
Keterlibatan perempuan dinilai cukup penting dalam peningkatan perekonomian negara, baik itu berupa perilaku ataupun pekerjaan. Sebuah penelitian menyebutkan salah satu sisi peran wanita dalam pemberdayaan ekonomi lokal tidak banyak disadari banyak pihak, yaitu tentang pola ruang belanja wanita di daerah pinggiran kota. Peran wanita dalam mengatur dan menentukan pola pengeluaran dan belanja keluarga merupakan peran ganda, yaitu peran domestik dan peran publik. Penelitian ini menyadarkan bahwa salah satu kebiasaan perempuan berdampak pada pemberdayaan ekonomi lokal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan telah mengalami perbaikan dalam 3 tahun terakhir. Pada 2015 misalnya, TPAK perempuan sebesar 48,87%, 50,77% di 2016 dan 50,89% pada 2017. Selain itu menurut data World Bank, secara global tingkat partisipasi angkatan tenaga kerja perempuan tengah mengalami peningkatan, meskipun peningkatan tersebut tidak terlalu tinggi. Pada 2006, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan mengalami penurunan menjadi 39,768% atau turun 0,082% dari tahun sebelumnya. Tren penurunan berlanjut selama 7 tahun hingga 2012 menjadi 39,251%. Kemudian, pada 2017 seiring dengan bertambahnya jumlah pekerja perempuan, tingkat partisipasi tersebut meningkat menjadi 39,298%. Dari data di atas telah jelas bahwa saat ini perempuan memegang peranan penting dalam meningkatkan perekonomian bangsa.
Potensi khas yang dimiliki perempuan dapat menunjang kariernya, sehingga mampu menduduki posisi strategis dalam perusahaan atau badan usaha lainnya. Dari sisi industri kreatif perempuan memegang pengaruh besar, karena pekerjaan ini membutuhkan keterampilan. Tercatat bahwa sebagian besar perempuan menyukai bidang seni, desain, konselor, public relations,customer service, perdagangan, keuangan, dan lain-lain. Karena pada dasarnya kemampuan verbal, persuasi, tingkat kepekaan, persepsi, dan intuisi perempuan kebanyakan lebih tajam daripada laki-laki.
Peran perempuan sebagai kontributor pembangunan ekonomi salah satunya adalah mengurangi kemiskinan. Kesejahteraan keluarga didorong oleh pendapatan yang dialokasikan sebaik-baiknya untuk menunjang kebutuhan. Perempuan memiliki andil dalam peningkatan kesejateraan keluarga, walaupun sepenuhnya bukan sebagai tulang punggung keluarga. Peran nyata perempuan di Indonesia dapat dilihat pula dari banyaknya UMKM sebagai pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif. Penelitian di Desa Sumberrahayu, Sleman, DIY yang mengembangkan usaha dalam bidang fashion dan kerajinan memberikan omset total sebesar Rp. 65.597.500 per tahun dengan rasio keuntungan 51 %. Kemudian di Desa Pemogan, Denpasar, Bali terdapat usaha makanan olahan bagi ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luang. Data menunjukkan bahwa ibu rumah tangga menyumbangkan pendapatan terhadap pendapatan keluarga sebesar Rp. 429.754,00 atau 12,82% dari total pendapatan keluarga.
Peran perempuan dalam bidang kepemimpinan, politik, dan pemerintahan.
Partisipasi perempuan dalam bidang kepemimpinan seperti menjadi pimpinan lembaga dan pimpinan organisasi saat ini sudah berkembang pesat. Kemampuan untuk memiliki sifat ganda yaitu sebagai perempuan feminim dan berkepribadian tegas merupakan kelebihan perempuan. Sehingga tidak menutup kemungkinan peran perempuan dan laki-laki di bidang kepemimpinan adalah setara, dengan tetap memandang kewajiban masing-masing.
Partisipasi perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan, walaupun masih kurang, nampaknya perempuan sudah berusaha menuju arah yang lebih baik. Sejak tahun 2004, peraturan setiap partai pemilu mengharuskan anggota legislatif 30 % adalah perempuan. Keterlibatan perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan juga menandakan bahwa demokrasi telah dijalankan.
Pendekatan Perempuan dalam Pembangunan
- Pendekatan Kesejahteraan (Welfare Approach)
Pendekatan ini didasarkan atas tiga asumsi yaitu perempuan sebagai penerima pasif pembangunan, peran keibuan yang merupakan peranan yang paling penting bagi perempuan dalam masyarakat, dan mengasuh anak yang merupakan peranan perempuan yang paling efektif dalam semua aspek pembangunan ekonomi (Ratna Saptari, 1998: 158).
2. Pendekatan kesamaan (Equity Approach)
Pendekatan ini mengakui bahwa perempuan merupakan partisipan aktif dalam proses pembangunan yang mempunyai sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kerja produktif dan reproduktif mereka, walaupun sumbangan tersebut seringkali tidak diakui. Dengan mengakui sumbangan ekonomi perempuan, pendekatan ini melawan ketaksejajaran perempuan terhadap lelaki.
- Pendekatan Anti Kemiskinan ( Anti Proverty Approach)
Pendekatan ini lebih menekankan pada upaya menurunkan ketimpangan pendapatan antara perempuan dan pria. Kelompok sasarannya adalah para pekerja yang miskin. Pendekatan ini sejalan dengan strategi pembangunan pemerataan dengan pertumbuhan dan strategi kebutuhan dasar .
- Pendekatan efisiensi (Efficiency Approach)
Asumsi pendekatan ini yaitu peningkatan partisipasi ekonomi perempuan secara otomatis berkaitan dengan peningkatan kesamaan. Perubahan ini khususnya terjadi di Amerika Latin dan Afrika, dimana masalah-masalah resesi ekonomi diakibatkan jatuhnya harga barang ekspor, proteksionisme, beban utang. Dan Secara praktis perubahan-perubahan tersebut menyebabkan meningkatnya kerja perempuan yang tidak diupah dan perempuan sendiri yang menciptakan pekerjaan diluar sektor informal.
- Pendekatan pemberdayaan (Empowerment Approach )
Asumsi pendekatan ini yaitu untuk memperbaiki posisi perempuan dalam pembangunan terdapat beberapa intervensi yang tidak disertai dengan upaya untuk meningkatkan kekuasaan perempuan. Pendekatan ini tidak terlalu menyibukkan diri dalam proyek-proyek pembangunan, tetapi menemukan perwujudannya dalam beberapa kegiatan gerakan perempuan di dunia ketiga.
Satu hal yang perlu digarisbawahi mengenai upaya penanggulangan kemiskinan adalah pemberdayaan perempuan, karena mereka memiliki andil yang kuat dalam terciptanya kemiskinan masyarakat. Hal ini terjadi karena peran perempuan dalam keluarga sangat menentukan arah dan tujuan kehidupan keluarga itu sendiri.
Kesimpulan
Perempuan dan laki-laki diciptakan dengan kelebihan masing-masing, dan persamaan hak antara keduanya harus tetap ditegakkan. Perempuan dapat mengambil peran di semua bidang kehidupan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Prestasi dan pendidikan tinggi bagi perempuan sangat dibutuhkan untuk menunjang karier, dan perannya sebagai ibu. Peran ganda perempuan diperlukan untuk memajukan bangsa, dengan memberikan sumbangsih terhadap kegiatan perekonomian dan melahirkan generasi cerdas penerus bangsa. Perempuan tetap bisa berkarya, berkontribusi, dan melanjutkan karirnya dengan tidak meninggalkan kewajiban sebagai seorang ibu.
Sumber :
- (2010). Modernisasi dan Peran Perempuan dalam Pembangunan. diakses di https://prodibpi.wordpress.com/2010/08/05/modernisasi-dan-peran-perempuan-dalam-pembangunan/ 15 November 2018
- Salaa, jeiske.(2015). Peran Ganda Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga. Talaud. Jurnal Holistik Tahun VIII No. 15
- Muta’ali, Lutfi.(2001). Peran Wanita dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal Studi Kasus Pola Ruang Belanja Wanita di Kompleks Perumahan, Daerah Pinggiran Kota. Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia Volume 15 Nomor 2, halaman 101-118.
- Aditiasari, Dana (2018). Peran perempua dalam Ekonomi RI Makin Meningkat. diakses di https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4018047/peran-perempuan-dalam-ekonomi-ri-makin-meningkat pada 14 November 2018
- Handayani, M. Th. Artini, Ni Wayan Putu. (2009). Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. Denpasar. Piramida Vol V Nomor 1 Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia