Mengonsumsi makanan merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan secara rutin oleh setiap makhluk hidup, khususnya manusia yang memiliki derajat tertinggi diatas segala ciptaan Tuhan lainnya. Adapun fungsi makanan bagi tubuh kita adalah: penghasil sumber energi, regenerasi sel-sel di dalam tubuh, menjaga keseimbangan (homeostasis), penyusun antibodi, meningkatkatkan intelegensia, memelihara fungsi reproduksi, dan lain sebagainya.
Berbagai hasil penelitian ilmiah menyatakan bahwa perbedaan jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita akan mempengaruhi kualitas dari setiap individu mulai dari kecerdasan, perilaku, kesehatan, dan lain sebagainya. Sehingga, tidak mengherankan jika sebagian orang mengalokasikan banyak uangnya agar dapat mengonsumsi makanan dan minuman yang tergolong sehat tetapi relatif mahal harganya, atau mungkin uang tersebut dialokasikan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang enak di berbagai tempat seperti restoran, café, dan lain sebagainya sehingga mereka dapat memperoleh utilitas maksimum.
Tidak hanya jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, tetapi juga perilaku dalam mengonsumsi makanan seperti: waktu melakukan aktivitas makan, intensitas makan dalam satu hari, durasi dalam mengonsumsi makanan (berkaitan dengan jumlah melakukan kunyahan yang berdampak terhadap mekanisme pencernaan) juga turut andil mempengaruhi kualitas dari setiap individu. Itulah sebabnya orang yang disiplin, pada umumnya memilih untuk makan tepat waktu sebanyak tiga kali dalam sehari, tidak makan terburu-buru agar tidak kena penyakit maag, dapat menjalankan aktivitas dengan produktif, dapat berkonsentrasi ketika belajar atau berkerja, dan berbagai manfaat lainnya yang dapat dirasakan.
Apa sajakah makanan yang umumnya mereka konsumsi? Berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk makan? Berapa kali mereka mengonsumsi makanan dalam satu hari? Kapan waktu yang mereka alokasikan untuk mengonsumsi makan? Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu? Pada kesempatan kali ini, kami dari Divisi Research HIMA ESP FEB UNPAD melakukan penelitian mengenai “Food Consumption Behaviour in UNPAD” di lingkungan mahasiswa UNPAD melalui kuisioner elektronik. Kuisioner ini diisi oleh 110 responden yang berasal dari 79 orang FEB (71,8%), 9 orang FISIP (8,2%), 8 orang FIKOM (7,3%), 2 orang FIB (1,8%), 1 orang FK (0,9%), 2 orang FMIPA (1,8%), 1 orang FAPERTA (0,9%), 1 orang FKG (0,9%), 2 orang FAPSI (1,8%), 3 orang FKEP (2,7%), 1 orang FPIK (0,9%), dan 1 orang FTIP (0,9%). Penelitian ini kami lakukan untuk mengetahui bagaimana perilaku mahasiswa UNPAD dalam mengonsumsi makanan sehari-hari serta implikasinya terhadap produktivitas, prestasi, dan kesehatan.
Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari oleh mahasiswa UNPAD
Pola makan empat sehat lima sempurna yang terdiri dari karbohidrat, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan ditambah dengan susu adalah sebuah kampanye yang dilakukan oleh Pemerintah sejak 1955, meskipun pada saat ini orang cenderung lebih memerhatikan gizi seimbang ketimbang pola makan tersebut. Bagaimanakah pola makan yang diterapkan mahasiswa UNPAD?
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa UNPAD mengonsumsi nasi sebagai karbohidrat setiap hari. Hanya sedikit mahasiswa UNPAD yang mengonsumsi karbohidrat selain nasi, seperti: kentang (17,3%), roti (4,5%), mie (4,5%), jagung (2,7%), ubi (0,9%), kacang-kacangan (0,9%). Di sisi lainnya, mayoritas mutlak mahasiswa UNPAD mengonsumsi telur (70,9%) dan daging (65,5%) sebagai lauk pauk yang dikonsumsi sehari-hari. Hanya sedikit mahasiswa UNPAD yang mengonsumsi lauk pauk lainnya yaitu tahu (46,4%), tempe (40,9%), ikan (22,7%), ayam (9,1%). Adapun sayur mayur yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa UNPAD sehari-hari adalah cabe (48,2%), kangkong (47,3%), kol gepeng (32,7%). Sedangkan untuk buah yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa UNPAD sehari-hari adalah jeruk (47,3%), mangga (40,0%), apel (25,5%). Selain dari mengonsumsi makanan, manusia juga perlu untuk mengonsumsi minuman yang berfungsi untuk mencegah tubuh dari dehidrasi, mencegah radikal bebas, menjaga kesehatan tubuh, melancarkan pencernaan, menjaga ginjal, dan lain sebagainya. Adapun dua jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa UNPAD sehari-hari adalah air mineral (97,3%) dan teh (50,0%).
Perilaku konsumsi makanan mahasiswa UNPAD
Waktu yang dihabiskan untuk mengonsumsi makanan berpengaruh terhadap enzim yang bekerja ketika kita sedang mengunyah untuk mengolah makanan tersebut ke dalam sistem pencernaan. Ketika kita makan dengan terburu-buru, maka dapat menimbulkan gangguan pencernaan, metabolisme tubuh dapat terganggu sehingga berat badan dapat naik secara drastis, bahkan sampai serangan jantung. Mayoritas mutlak mahasiswa UNPAD sebanyak 67,3% menghabiskan waktu cukup sebentar untuk melakukan aktivitas makan yaitu kurang dari 16 menit. Hanya sangat sedikit mahasiswa UNPAD yaitu sebesar 6,4% yang mengonsumsi makanan diatas 30 menit. Di sisi lain, mayoritas mahasiswa UNPAD yaitu sebesar 45,5% melakukan aktivitas makan pagi diatas jam 08:00, 48,2% melakukan aktivitas makan siang pada 12:01-13:00, dan 35,5% melakukan aktivitas makan siang pada 18:01-19:00. Hal ini dapat menunjukkan, bahwa mahasiswa UNPAD cenderung makan dengan terburu-buru dan tidak tepat pada waktu khususnya pada pagi hari karena ada kesibukan akademik, organisasi, dan lain sebagainya.
Pola makan tiga sekali sehari yang sudah diterapkan sejak dahulu kala, juga nampaknya tidak diterapkan oleh mayoritas mutlak mahasiswa UNPAD. Penelitian kami menunjukkan bahwa sebanyak 59,1% mahasiswa UNPAD melakukan aktivitas makan sebanyak 2 kali dalam satu hari, bahkan ada 5,5% mahasiswa UNPAD yang melakukan aktivitas makan sebanyak 1 kali dalam satu hari. Hanya 30,0% mahasiswa UNPAD yang mengonsumsi makanan sesuai dengan pola makan tiga kali sehari. Hal ini juga dapat ditunjukkan melalui alokasi mayoritas mahasiswa UNPAD untuk mengonsumsi makanan yaitu sebanyak 40,9% menghabiskan Rp 500.000,00 sampai Rp 999.999,99 untuk aktivitas makan dalam sebulan. Itu berarti, jika dipukul rata dalam sebulan mereka hanya mengalokasikan uang sekitar Rp 16.666,67 sampai Rp 33.333,33 untuk makan dalam satu hari. Dengan uang yang mereka alokasikan, mayoritas mutlak mahasiswa UNPAD memilih untuk makan di warung tegal (65,5%) dan rumah atau kos (64,5%). Hanya 39,1% mahasiswa UNPAD mengonsumsi makanan di restoran (39,1%) dan café (31,8%).
Dari hasil penelitian yang sudah diutarakan diatas, kita sudah dapat melihat gambaran perilaku mahasiswa UNPAD dalam mengonsumsi makanan sehari-hari. Kami juga meneliti implikasi dari perilaku mereka dalam mengonsumsi makanan dengan sakit penyakit (baik sakit ringan maupun berat) yang mereka alami sebanyak satu kali. Hasil penelitian menujukkan bahwa mayoritas mutlak mahasiswa UNPAD sebesar 53,2% cukup sering dalam mengalami sakit penyakit yaitu satu kali dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan. Hanya sedikit mahasiswa UNPAD yang jarang mengalami sakit penyakit yaitu sebesar 22,0% mengalami sakit penyakit sebanyak satu kali dalam kurun waktu 3-6 bulan, 18,3% mengalami sakit penyakit sebanyak satu kali dalam kurun waktu 7-12 bulan, dan 6,4% mengalami sakit penyakit diatas 12 bulan.
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku mengonsumsi makanan termasuk jenis makanan yang dikonsumsi mempengaruhi tingkat produktivitas, prestasi, dan kesehatan mahasiswa UNPAD, cateris paribus. Hal ini terlihat dari data-data yang diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa UNPAD relatif mengonsumsi makan dengan tidak teratur dan banyaknya jumlah mahasiswa yang terkena sakit penyakit baik ringan maupun berat dalam kurun waktu yang sangat dekat. Di sisi lainnya, jumlah uang yang dialokasikan mahasiswa UNPAD juga mempengaruhi apa yang dikonsumsinya dalam sehari-hari, dan berapa jumlah aktivitas makan yang dapat mereka lakukan.
KANDANK ILMU 