Pemotongan Suku Bunga Tak Lemahkan Perekonomian Indonesia
by: Diani Tri Jeniawati e!17
Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada akhir pekan lalu dianggap tidak membahayakan stabilitas ekonomi nasional. Meskipun ada berbagai risiko ketidakpastian global yang harus dihadapi.
“Dalam perspektif kami, tidak ada risiko langsung pada stabilitas makro ekonomi,” tulis hasil riset Morgan Stanley yang dikutip detikFinance, Senin, (25/9/2017).
Suku bunga acuan alias BI 7-days repo rate diturunkan menjadi 4,25% dari sebelumnya 4,5%. Keputusan itu diambil untuk mendorong perekonomian yang sekarang kurang bergairah.
Keputusan tersebut juga mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum. Inflasi yang berada di sekitar 4%, nilai tukar rupiah yang stabil dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang lebih kecil dari perkiraan.
BI tentunya juga melihat situasi global. Seperti rencana kenaikan suku bunga acuan AS, panasnya konflik semenanjung Korea hingga berbagai pemilihan pimpinan negara di Eropa yang bisa memberikan sentimen.
Meski demikian, agar dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi bisa semakin kuat dibutuhkan kebijakan lain di luar suku bunga acuan. Khususnya dari sisi pemerintah.
“Dibutuhkan lagi seperti kebijakan makroprudensial dan kebijakan fiskal bisa mendorong pertumbuhan yang lebih baik,” tulis riset tersebut.
Bank sentral diprediksi tidak akan melanjutkan kebijakan pemotongan bunga acuan. Walaupun inflasi diperkirakan lebih rendah dari sekarang, yaitu 3,3%.
“BI diperkirakan tidak akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan pada tahun depan,” pungkasnya.
Penurunan suku bunga berdampak pada penurunan biaya pinjaman, perbaikan lingkungan bisnis, dan peningkatan investasi public dibidang infrastruktur (Rodrigo)
Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu dianggap tidak membahayakan stabilitas ekonomi nasional. Menurut Kepala Ekonom Bidang Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Frederico Gil Sander di Jakarta, saat ini kondisi ekonomi Indonesia lebih kuat, pemerintah juga ada kemauan keras untuk menjaga fiskal. Jadi itulah kenapa BI melakukan pemotongan (suku bunga). Kondisi rupiah yang melemah terhadap USD masih lebih baik dibanding mata uang lainnya yang melemah lebih dalam terhadap USD, bahkan rupiah terlihat stabil akan membantu daya saing.
Dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat semakin kuat dengan kebijakan lain diluar suku bunga acuan, khususnya dari sisi pemerintah dibutuhkan kebijakan seperti makropudensial dan kebijakan fiskal agar mendorong pertumbuhan yang lebih baik. Kebijakan makropudensial adalah kebijakan yang diambil BI sebagai upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Pemotongan suku bunga yang dilakukan oleh BI tidak melemahkan perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi karena saat ini kondisi ekonomi Indonesia lebih kuat, pemerintah juga ada kemauan keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan makropudensial
https://finance.detik.com/moneter/3657781/pemangkasan-suku-bunga-acuan-tak-berisiko-bagi-ekonomi-ri
#ECOANALYSIS
#RESEARCHDIVISION
#HIMAESPFEBUNPAD
#60YearsofFEBUnpad
#LeadingandInspiring