Cost-Benefit Analysis Pemindahan Barang Kosan di Wilayah Jatinangor

By Research Division HIMA ESP FEB UNPAD

Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh atau yang biasa disebut dengan “kuliah online” sebagai bentuk adaptasi proses belajar kebiasaan baru selama pandemi Covid-19 sudah dijalankan oleh seluruh mahasiswa Universitas Padjadjaran selama kurang lebih setengah tahun. Keadaan ini membuat para mahasiswa Unpad lebih memilih untuk pulang ke daerah asal masing-masing selama kebijakan kuliah online ini dijalankan. Hal tersebut membuat para pemilik indekos di wilayah Jatinangor mengalami penurunan pendapatan yang signifikan selama kebijakan tersebut diterapkan.

Di sisi lain, tidak sedikit mahasiswa Unpad menghadapi dilema terkait pemindahan barang-barang yang berada di kosan dengan menitipkannya kepada jasa penitipan barang atau membawanya pulang ke rumah masing-masing. Untuk melakukan hal tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar, apalagi tidak sedikit diantara mereka yang kondisi ekonomi keluarganya sedang terpukul akibat dari adanya pandemi Covid-19.

Biaya yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa Unpad atas dilema tersebut meliputi; biaya transportasi pulang-pergi ke Jatinangor dan daerah asal, biaya packing barang, biaya jasa pengangkutan barang, biaya penitipan barang, serta biaya penginapan selama berada di Jatinangor. Bersumber pada keadaan tersebut, kami dari Divisi Research Hima ESP FEB Unpad melakukan penelitian mengenai “Cost-Benefit Analysis Pemindahan Barang Kosan di Wilayah Jatinangor”. Penelitian ini kami lakukan untuk mengetahui pertimbangan kelemahan (biaya) dan kekuatan (manfaat) terhadap pilihan yang ada melalui pendekatan secara sistematis. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk memberikan saran apakah sebaiknya mahasiswa Unpad mengambil suatu keputusan atas pilihan di dalam dilema tersebut dengan biaya yang paling minimum atau tidak.

Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner elektronik. Kuisioner ini diisi oleh 100 responden yang terdiri dari 70% perempuan dan 30% laki-laki yang berasal dari 49 orang FEB (49%), 11 orang FISIP (11%), 9 orang FIB (9%), 8 orang FIKOM (8%), 5 orang F. Farmasi (5%), 5 orang FMIPA (5%), 3 orang dari F. Psikologi (3%), 3 orang dari FK (3%), 2 orang dari FAPERTA (2%), 2 orang dari FAPET (2%), dan 1 orang dari FTG (1%). Para responden berasal dari berbagai angkatan, mulai dari yang terbanyak adalah angkatan 2018 sebanyak 41%, 2019 sebanyak 39%, angkatan 2017 sebanyak 15%, angkatan 2016 sebanyak 3% dan lainnya 2%. Responden yang terlibat dalam pengumpulan ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan asal daerah terbanyak adalah DKI Jakarta sebanyak 14%, Bekasi 12%, Bogor 10%, Tangerang 10%, Bandung 9%, Depok 5%, Cianjur 4%, Medan 4%, Purwakarta 4%, Sukabumi 4%, Indramayu 3%, Karawang 2%, Padang 2%, Semarang 2%, Surabaya 2%, Ciamis 2% dan lainnya yang terdiri dari Bandar Lampung, Banyuwangi, Bukittinggi, Cilacap, Cimahi, Garut, Kebumen, Kuningan, Pekanbaru, Sumedang, Batam yang masing masing menyumbang 1%.

BIAYA – BIAYA YANG AKAN DITANGGUNG MAHASISWA

Setiap keputusan yang diambil oleh mahasiswa Unpad pasti akan menimbulkan biaya, baik ketika meninggalkan barangnya di Jatinangor atau membawanya pulang ke rumah masing-masing, oleh karena itu mahasiswa harus dapat memilih opsi mana yang paling efektif dan efisien sesuai kondisi masing – masing, ditambah mengingat bahwa angka kasus positif Covid-19 kembali mengalami kenaikan sejak Juli 2020. Kami menyediakan tiga data sebagai variabel yang diamati untuk menentukan pilihan mana yang paling efektif, yaitu harga sewa tempat tinggal di Jatinangor, biaya transportasi dari daerah asal ke Jatinangor dan biaya menitipkan barang di Jatinangor.


Data pertama menunjukan bahwa rata – rata harga sewa tempat tinggal mahasiswa di Jatinangor, yang biasanya disebut tempat kos, per tahun adalah Rp.10.600.000 dengan harga sewa termurah Rp. 3000.000 dan harga sewa termahal Rp. 28.000.000. Persebaran pilihan mahasiswa untuk harga sewa tempat tinggal di Jatinangor tertinggi pada rentang harga Rp. 6.125.000 – Rp. 9.250.000 sebanyak 43%, diikuti dengan rentang harga Rp. 9.250.001 – Rp. 12.375.002 sebanyak 22%, Rp. 15.500.004 – Rp. 18.625.004 sebanyak 10%, kemudian dengan rentang Rp. 3000.000 – Rp. 6.125.000 dan Rp. 12.375.003 – Rp. 15.500.003 keduanya masing – masing sebanyak 9%, Rp. 18.625.005 – Rp. 21.750.005 sebanyak 3%, terakhir adalah rentang Rp. 21.750.006 – Rp. 24.875.006 dan Rp. 24.875.007 – Rp. 28.000.007 keduanya masing – masing dipilih oleh 2% responden dari mahasiswa Unpad.

Data kedua mengenai biaya transportasi, namun sebelum lebih dalam, kami juga mengumpulkan data jenis kendaraan yang paling sering digunakan mahasiswa Unpad untuk menuju ke Jatinangor, Mobil menjadi kendaraan paling banyak dipilih oleh mahasiswa yaitu sebesar 76%, disusul pesawat 11%, motor 8% dan kereta 5%. Rata – rata biaya transportasi yang dikeluarkan mahasiswa Unpad untuk menuju ke Jatinangor adalah Rp.292.000 dengan biaya terendah adalah Rp. 15.000 dan tertinggi Rp. 2.500.000. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh mayoritas responden, 83%, berada di rentang Rp. 15.000 – Rp. 325.625, kemudian 8% responden mengeluarkan Rp 325.626 – Rp. 636.251, kemudian rentang biaya Rp. 946.878 – Rp. 1.257.503; Rp. 1.257.504 – Rp. 1.568.129; Rp. 1.878.756 – Rp. 2.189.381; dan Rp. 2.189.382 – Rp.2.500.007 masing masing sebanyak 2%, serta rentang Rp. 1.568.130 – Rp. 1.878.755 sebanyak 1%.


Data ketiga menunjukan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menitipkan barang di tempat penyedia jasa penyimpanan barang di Jatinangor, dengan rata – rata harga satu buah kotak berukuran 50cm x 50cm x 50cm adalah Rp. 50.000 per bulan, kami mengumpulkan data berapa banyak kotak yang diperlukan oleh mahasiswa. Jumlah kotak yang dibutuhkan 49% responden berkisar 1 – 5 kotak, 36% responden membutuhkan 6 – 10 kotak, 7% responden membutuhkan 16 – 20 kotak, 5% responden membutuhkan 26 – 30 kotak, dan 3% responden membutuhkan 11 – 15 kotak.

MENYESUAIKAN DATA DENGAN ASUMSI YANG DIBUAT

Perlu beberapa asumsi yang digunakan dalam pengamatan kali ini, tujuannya adalah untuk mengeliminasi berbagai faktor yang terlalu kompleks sehingga pengamatan dapat memberikan hasil yang lebih fokus. Beberapa asumsi yang kami gunakan diantaranya adalah; pertama, bahwa perkuliahan pada semester ganjil tahun 2021 akan dilakukan secara tatap muka sehingga seluruh mahasiswa akan kembali ke Jatinangor; kedua, tidak ada biaya bagasi untuk mahasiswa yang membawa barang nya pulang ke daerah asal; ketiga, tidak ada potongan harga sewa tempat kos; keempat, biaya menggunakan alat transportasi umum atau pribadi adalah sama, dan; kelima, mahasiswa sudah berada di daerah masing – masing.

Biaya yang akan dihitung merupakan penyesuaian dari data yang telah kami miliki dengan asumsi yang kami buat. Dari data harga sewa tempat kos sebelumnya, diambil nilai tengah dari setiap rentang harga sewa tempat kos yang ditulis pada kolom . Kemudian biaya sewa ini dihitung sejak Agustus 2020 – Januari 2021, sehingga biaya sewa tempat kos yang harus dikeluarkan menjadi hanya enam bulan (setengahnya) dari data yang telah kami sampaikan, ditulis dalam kolom. Berikut adalah penyajian data lengkapnya dalam tabel 1.

Selanjutnya adalah biaya transportasi yang akan ditanggung oleh mahasiswa untuk datang ke Jatinangor untuk membawa pulang barangnya, maka data biaya yang telah disampaikan sebelumnya kami ambil nilai tengahnya yang dituliskan pada kolom kemudian biaya yang harus ditanggung mahasiswa menjadi dua kali lipat karena dihitung sebagai biaya pergi dan pulang, ditulis pada kolom. Data lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Data terakhir yang kami sesuaikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan barang menggunakan jasa penitipan di Jatinangor menggunakan kotak berukuran 50cm x 50cm x50cm dengan harga Rp. 50.000 per kotak dan per bulan. Dalam tabel 3 dibawah ini, nilai tengah dari julamh kotak yang dibutuhkan ditulis pada kolom, kemudian kolom biaya jasa merupakan data dari nilai tengah dikalikan dengan Rp. 50.000 sebagai biaya per kotak dan dikalikan 6 sebagai durasi penitipan selama enam bulan (Agustus 2020 – Januari 2021). Berikut adalah data selengkapnya.

MEMBANDINGKAN BIAYA YANG AKAN DITANGGUNG MAHASISWA

Dengan penyesuaian data yang telah dilakukan, kami menyediakan tabel, selanjutnya dalam bagian ini disebut tabel E, untuk mempermudah pembaca dalam menentukan pilihan antara menyimpan barang di tempat kos, membawanya pulang ke daerah asal, atau menggunakan jasa penitipan barang. Tabel E ini terdiri dari dua kolom, yaitu kolom A dan B, dimana kolom A terdiri dari tiga buah tabel, yaitu tabel harga kos, tabel biaya transportasi dan tabel jumlah kotak titipan, setiap tabel dalam kolom A memiliki kolom rentang nilai, kemudian kolom biaya rata – rata, dan kolom NOT. Sedangkan kolom B berisi tiga buah matriks yang masing – masing matriks membandingkan dua pilihan yang akan dipilih mahasiswa, diantaranya adalah; matriks pertama membandingkan antara menyimpan barang di tempat kos dengan membawanya pulang; matriks kedua membandingkan antara menyimpan barang di tempat kos dengan menggunakan jasa penitipan, dan; matriks ketiga membandingkan antara membawa pulang barang atau menggunakan jasa penitipan barang.

Setiap tabel memiliki fungsi dan keunikannya masing – masing. Tabel dalam kolom A memiliki kolom NOT., dimanakolom tersebut memiliki peran untuk menunjukan notasi yang digunakan dalam penyebutan suatu rentang sekaligus rata – rata dari baris yang sama. Sebagai contoh, notasi F mewakili rentang harga tempat kos antara Rp. 9.312.503 –  Rp. 10.875.003 dengan rata – ratanya Rp. 10.093.753, begitu juga dengan notasi lainnya pun sama dalam memaknainya. Kemudian dalam setiap matriks pada kolom B terdapat komponen baris dan kolom yang memiliki notasi sehingga dapat dipetakan kombinasinya, sebagai contoh dalam matriks yang membandingkan antara menyimpan barang di tempat kos atau membawa pulang, terdapat sel gabungan yang bertuliskan “menyimpan di kos” yang ditulis secara vertikal dengan kolom pertama disebelah kanannya berwarna biru menunjukan notasi yang mewakili nilai  pada tabel harga kos di kolom A, dalam matriks ini juga terdapat sel gabungan yang bertuliskan “membawa pulang” yang ditulis secara horizontal dengan baris pertama di bawahnya berwarna merah menunjukan notasi yang mewakili nilai  pada tabel biaya transportasi di kolom A. Begitu juga dengan matriks lainnya dimaknai demikian.

Warna yang terdapat dalam matriks memiliki makna, jika nilai matriks berada pada warna biru berarti disarankan untuk menyimpan di tempat kos, jika pada warna merah disarankan untuk dibawa pulang ke daerah asal, dan jika berada pada warna kuning disarankan untuk menggunakan jasa penitipan barang.

Untuk memperjelas gambaran perbandingan yang kami buat, berikut ini adalah bentuk dari tabel E yang dapat digunakan juga oleh para pembaca untuk mengetahui perbandingan yang paling tepat.

Sebagai contoh penggunaan tabel E ini, misalkan Fathan adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran yang berasal dari Sumatera Barat, dia ingin membawa barangnya pulang karena melihat kondisi yang mulai musim hujan, dia takut tempat kos nya terendam banjir dan merusak barang – barangnya. Untuk menuju ke Jatinangor dia menggunakan pesawat kemudian menggunakan mobil dengan total biaya transportasi pergi dan pulang Rp. 3000.000, namun di sisi lain merebaknya virus corona menyebabkan perjalanan yang akan ditempuh sangat berbahaya. Jika Fathan menggunakan tabel E untuk melakukan pilihan, pertama kali dia harus melihat bahwa biaya transportasinya berada pada rentang Rp. 2.515.008 – Rp. 3.136.258 yang dinotasikan oleh huruf M. Kemudian di tabel matriks dilihat perbandingan antara membawa pulang barang dengan menggunakan jasa penitipan, maka Fathan tinggal melihat hasil matriks yang berada pada matriks “membawa pulang dengan jasa penitipan”. Dengan notasi M, jika Fathan ingin menggunakan jasa penitipan, maka rentang harga penitipan barang bernotasi Q dan R yang berada pada kotak kuningan dianjurkan. Begitu juga dengan kasus lain dapat dengan mudah melihat perbandingan dan pilihan yang mungkin dilakukan, dengan bantuan tabel E ini.

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat dihasilkan tabel yang bisa membantu memberikan informasi pilihan mana yang mungkin dapat dilakukan oleh mahasiswa, namun kami sangat menganjurkan untuk tetap di rumah untuk menghindari dan meredam persebaran infeksi virus corona, dan jika tetap akan pergi ke luar rumah kami sangat menganjurkan untuk mematuhi protokol kesehatan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s