PENINGKATAN TARIF KETIKA TRADE WAR: MENGUNTUNGKAN ATAU SEBALIKNYA?

By: Queentara Nur A.

Perang dagang kali ini terjadi antar Amerika dan Cina yang saling meningkatkan tarif bea masuk tinggi dan menerapkan trade barriers untuk produk-produk tertentu yang bertujuan memproteksi pasar dalam negeri dan menekan defisit perdagangan Amerika terhadap negara lain. Apalagi selama ini AS telah mengalami defisit neraca perdagangan dengan Cina sebesar 375 miliar dolar AS.

Peningkatan tarif perdagangan menjadi banyak diberitakan karena Presiden Trump seolah mengibarkan bendera perang dagang, khususnya dengan Cina. Tweet dan pernyataan publik sang presiden melalui pidatonya seakan menjelaskan bahwa beliau tidak menyukai adanyai defisit perdagangan dan seakan-akan melihatnya sebagai proposisi menang-atau-kalah.

Tentu saja proposisi ini tidak sepenuhnya benar. Tujuan dari perdagangan sebenarnya adalah untuk memungkinkan orang-orang mendapatkan lebih banyak barang dan jasa pemuas kebutuhan daripada saat mereka tidak berdagang. Seseorang memberikan atau menjual barang dan jasa yang mereka hargai lebih rendah kepada orang lain dan sebagai gantinya kita mendapatkan apa yang orang lain hargai lebih rendah. Dengan kondisi seperti ini kita dapat merasakan lebih banyak manfaat daripada saat kita mencoba memproduksi kebutuhan kita sendiri. Keadaan tersebut dapat dijelaskan melalui kurva di bawah ini :

1525554609836

Asumsikan saja sebuah negara memiliki kemampuan berproduksi di titik Q, dimana kurva isovalue line bersinggungan dengan kurva PPF (production possibility frontier). Tetapi sesungguhnya, keinginan masyarakat untuk mengonsumsi barang dan jasa ada di titik D, yang notabenenya tidak mampu diproduksi oleh negara itu. Hal ini dapat diselesaikan melalui perdagangan internasional. Dengan mengekspor cloth sebesar “cloth exports”, negara mampu memperoleh (mengimpor) food sebesar “food imports”. Sehingga titik Q berpindah menjadi titik D, walapun titik D adalah titik yang tidak dapat diproduksi oleh negara tersebut, tetapi dapat dilakukan melalui perdagangan internasional.

Para pemerhati ekonomi berpendapat bahwa defisit perdagangan antara dua negara bukanlah suatu hal yang tidak biasa, malah saat terjadi keseimbangan keuntungan atau kerugian akan menjadi sesuatu yang aneh karena masing-masing negara memiliki kebutuhan, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda, beberapa negara mengimpor lebih banyak atau mengekspor lebih banyak daripada negara lain.

Dalam hal ini, China mengimpor  barang ke Amerika dan mendapatkan uang dari Amerika, sementara Amerika akan mendapatkan barang-barang buatan Cina. Dalam ekonomi, ini adalah kenyataan dan bukan tentang menang atau kalah, namun tentang pentingnya bagaimana cara setiap orang mendapat barang dan jasa yang mereka butuhkan.

Dalam skala apa pun, perdagangan memungkinkan kita untuk lebih memenuhi kebutuhan. Seperti yang dinyatakan dalam teori dari Heckscher-Ohlin bahwa suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.

Bahkan teori perdagangan ini masuk dalam salah satu prinsip ekonomi, “Trade can make everyone better off” atau artinya Perdagangan akan menguntungkan semua pihak. Karena sederhananya kita hanya perlu melakukan spesialisasi diri di beberapa produksi barang yang dapat kita produksi secara optimal saja, sementara barang lain yang kita butuhkan dapat kita peroleh dari pihak lain, dengan cara seperti ini kita dapat menghemat waktu, faktor produksi, dan memperoleh kualitas barang yang lebih baik. Selain itu, disaat yang sama kedua pihak akan lebih diuntungkan. Perdagangan internasional bekerja dengan cara yang sama, hanya pada skala seluruh bangsa akan diuntungkan dengan berdagang dengan negara lain.

Peningkatan tarif perdagangan antar Amerika Serikat dan Cina tidak memiliki dampak yang menguntungkan bagi kedua bela pihak karena dengan peningkatan tarif mengakibatkan terhambatnya perdagangan internasional. Jika suatu negara meningkatkan tarif perdagangannya, hal ini membuat harga barang domestik menjadi mahal dan akan mengurangi konsumsi dalam negeri (walaupun tidak defisit perdagangan). Karena sesuai dengan kurva kemampuan produksi di atas, tanpa kemampuan dari perdagangan internasional, kebutuhan nasional sulit terpenuhi.

Prinsip ekonomi lainnya adalah “Rational People Think at The Margin” yang artinya dalam ekonomi kita menganggap dan mempelajari segala tindakan rasional yang dilakukan oleh orang-orang. Saat kita melihat Marginal Cost < Marginal Benefit adanya perdagangan bebas maka seharusnya perdagangan bebas dapat dilakukan selagi masih memberikan keuntungan yang dianggap rasional dan tidak merugikan negara secara besar-besaran.

Tetapi, kasus Amerika Serika sendiri, dengan meningkatkan tarif perdagangan secara eksplisit, seolah-olah ada maksud tersendiri dibaliknya, apakah itu hanya bagian dari masalah ekonomi U.S. yaitu menaikkan GDP yang tinggi, atau unsur politik di dalamnya, atau alasan-alasan lain yang belum diketahui oleh beberapa pihak.

Kesimpulan :

Sesungguhnya, alasan utama mengapa negara-negara melakukan perdagangan internasional ialah agar orang-orang dapat mengonsumsi barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi di negaranya. Tetapi, peningkatan tarif perdagangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Cina dapat merugikan suatu negara.

Sumber :

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/18/090000226/as-terapkan-tarif-tinggi-impor-baja-dari-16-negara-termasuk-china-dan

http://www.bbc.com/indonesia/dunia-43341137

http://www.economicsdiscussion.net/international-trade/harmful-effects/5-harmful-effects-of-international-trade-discussed/13173

12345678910

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s