Menilik Keberlanjutan Kereta Cepat Whoosh melalui Fenomena Cost Overrun dalam Kerangka Stabilitas Ekonomi Indonesia

Pendahuluan

Transportasi umum merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta yang memiliki peran penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Keberadaan transportasi umum tidak hanya memudahkan aktivitas sehari-hari, tetapi juga menjadi aspek krusial dalam pembangunan dan kemajuan infrastruktur suatu negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mempersembahkan kereta cepat pertamanya sekaligus menjadi kereta cepat pertama di kawasan ASEAN yang saat ini menjadi sorotan dunia (KCIC, 2025). Pembangunan kereta cepat ini diharapkan dapat membuat masyarakat mengenal mengenai transportasi modern dan mendapatkan daya tarik masyarakat terhadap kendaraan umum dalam menunjang mobilitas mereka serta dapat menekan atau mengurai kemacetan lalu lintas dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan. 

Proyeksi kereta cepat Indonesia ini dinamakan Whoosh yang dikelola oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang didirikan berdasarkan akta No. 86 tanggal 16 Oktober 2015 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Nomor AHU-2461647 AH.01.01.11 tanggal 20 Oktober 2015. Selain aspek perhubungan dan infrastruktur, ekonomi juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan dan pengembangan proyek kereta api modern seperti Whoosh. Di Indonesia, faktor ekonomi memegang peranan penting untuk memastikan proyek ini tidak hanya beroperasi secara efisien, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional. Analisis terhadap aspek ekonomi meliputi penilaian terhadap potensi pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh keberadaan infrastruktur kereta yang modern dan efisien serta dampak positifnya terhadap pengurangan biaya logistik dan peningkatan produktivitas di Indonesia.

Di balik penghargaan tersebut, proyek Whoosh juga menimbulkan sejumlah kontroversi di kalangan publik dan pengamat ekonomi. Beberapa spekulasi dan pernyataan mulai timbul mengenai kebutuhan Indonesia terhadap kereta cepat, keberlanjutan yang ditimbulkan dari proyek kereta cepat terhadap perekonomian di Indonesia sebagai salah satu ajang pertempuran China vs Jepang di RI, proyek yang dianggap sempat tertunda dan jadwal operasional mundur, mengabaikan keselamatan, hingga target balik modal yang dianggap relatif lebih lama.

Proyek Kereta Cepat Whoosh JakartaBandung

Diresmikan pada tahun 2023 di era kepemimpinan presiden Joko Widodo, kereta cepat Whoosh Indonesia hadir dengan tujuan untuk membuat kehidupan masyarakat lebih baik dengan menyediakan pilihan konektivitas pertama dan menciptakan lingkungan yang lebih modern yang tercatat hingga saat ini. Kereta cepat Whoosh melayani rute Jakarta–Bandung dan direncanakan akan diperpanjang hingga Surabaya.

  • Sistem Pembiayaan Whoosh 

Whoosh ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN) dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016. Dalam pengembangannya, KCIC beroperasi tanpa bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun jaminan Pemerintah Indonesia. Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank (75%), sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).

Porsi Pemegang Saham PT PSBI

Sumber: DigilibITB (diolah)

Komposisi pemegang saham PSBI dipimpin oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan persentase saham mencapai 58,53%, dengan anggotanya PT Wijaya Karya (Persero), PT Perkebunan Nusantara I, dan PT Jasa Marga (Persero). Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%. (KCIC, 2025).

  • Gambaran Umum Terhadap Keberlanjutan Ekonomi Makro dan Mikro

Secara makro, keberlanjutan proyek ini ikut berkontribusi pada penguatan konektivitas regional Indonesia dan pengembangan wilayah-wilayah prioritas seperti ibu kota yang pada akhirnya mendorong peningkatan aktivitas ekonomi nasional. Dalam analisis ekonomi makro, keberhasilan proyek Kereta Whoosh dipengaruhi oleh indikator ekonomi nasional seperti pertumbuhan GDP/PDB (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto), tingkat pengangguran, dan inflasi. Peningkatan investasi infrastruktur transportasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, membuka peluang lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat. 

Di sisi mikro, aspek-aspek seperti efisiensi operasional dan penerimaan pengguna menjadi faktor penentu keberlanjutan ekonomi proyek. Tingkat penggunaan layanan kereta yang stabil atau meningkat dapat mempercepat pengembalian investasi dan memperpanjang masa manfaat ekonomi. Selain itu, faktor biaya operasional, tarif tiket, dan strategi pemasaran turut memengaruhi keberlanjutan secara finansial dan ekonomi dari proyek ini. Perencanaan pengelolaan sumber daya manusia, pemeliharaan infrastruktur, serta inovasi layanan yang digunakan menjadi bagian integral dalam memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang.

Secara umum, proyek ini menunjukkan potensi besar dengan memperhatikan faktor ekonomi makro dan mikro secara bersamaan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan pengelolaan yang efisien, keberlanjutan ekonomi dari Kereta Whoosh dapat ditingkatkan sehingga semakin memperkuat nama Indonesia dalam sektor transportasi berkelanjutan dan memajukan perekonomian nasional yang lebih inklusif.

  • Analisis Tantangan dan Peluang
  1. Peluang
    1. Daya Tarik Masyarakat Meningkat 

Pembangunan transportasi kereta cepat di Indonesia memunculkan daya tarik baru bagi masyarakat. Hal ini cukup menuai ketertarikan masyarakat terhadap kereta cepat. Berdasarkan data survei yang diperoleh jurnal DigilibITB, sekitar lebih dari 50% masyarakat cukup tertarik dengan kereta cepat Whoosh. 

Persentase Data Survei Masyarakat Indonesia terhadap Whoosh

(Periode 6–9 November 2023)

Sumber: DigilibITB (diolah)

Data di atas menunjukan bahwa mayoritas minat masyarakat di Indonesia cukup antusias dan menunjukkan ketertarikannya terhadap transportasi baru berbentuk kereta cepat. Hal ini tentu memberikan peluang baru terhadap perekonomian nasional dan mendorong percepatan pendapatan negara.

  1. Lapangan Pekerjaan Baru

Secara tidak langsung, proyek kereta cepat mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan tenaga kerja masyarakat Indonesia dan mengurangi pengangguran di Indonesia. Mengutip KCIC, perusahaan ini akan membuka lowongan kerja untuk 16 posisi yang terbuka bagi lulusan D3 hingga sarjana. Hingga saat ini, lapangan pekerjaan yang dibuka yaitu, Railway Business Development, SSHE (Safety Security Health Environment), Internal Audit, Human Resources, Finance & Budget Controlling, Fixed Asset, General Affair, EMU Maintenance, dan Interpreter. 

  1. Peningkatan mobilitas dan produktivitas

Waktu tempuh yang lebih singkat dan efisien memungkinkan para pelaku bisnis dan masyarakat melakukan perjalanan lebih cepat dan hemat waktu. Hal ini meningkatkan produktivitas dan memfasilitasi kelancaran aktivitas ekonomi antardaerah yang terhubung. Terlebih rute Jakarta–Bandung yang merupakan rute paling sering dilalui sebagian besar pelaku bisnis, pekerja, mahasiswa, maupun masyarakat. Berikut data profesi atau pekerjaan penumpang Whoosh.

Mayoritas Pengguna Transportasi Whoosh

(Periode 2024)

Sumber: Radio Republik Indonesia (diolah)

  1. Pertumbuhan sektor-sektor terkait

i) Pariwisata

Kereta cepat merupakan proyek yang mengedepankan teknologi terbarukan sehingga mampu mendorong peningkatan jumlah wisatawan luar negeri maupun masyarakat lokal. Seiring berjalannya waktu, peningkatan sektor pariwisata lainnya seperti hotel, restoran, dan toko souvenir pun ikut terbantu. Kereta cepat pertama di kawasan ASEAN ini dapat dijadikan salah satu destinasi pariwisata tersendiri bagi sejumlah masyarakat. 

ii) Properti

Kawasan di sekitar stasiun kereta cepat menjadi lebih menarik bagi investor sehingga mampu mendorong pertumbuhan properti komersial dan hunian. Peningkatan aksesibilitas ini dapat meningkatkan minat beli properti di wilayah tersebut. Faktor pendorong yang melatarbelakanginya adalah aksesibilitas yang mudah. Waktu tempuh yang singkat antara Jakarta dan Bandung membuat daerah sekitar stasiun menjadi lebih menarik sebagai tempat tinggal atau investasi. Menurut Bambang Ekajaya, selaku pengamat properti menyebutkan bahwa adanya infrastruktur kereta cepat Whoosh secara pasti mendorong terjadinya Efek Ganda Infrastruktur atau Multiplier Effect yaitu terjadinya pengembangan properti di sekitar trase yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi secara lebih luas dari nilai awalnya, khususnya di daerah Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Transformasi kawasan karena beroperasinya Whoosh menjadi katalis utama transformasi properti di kawasan yang sebelumnya mungkin kurang diminati, seperti Bandung Timur atau Tegalluar. 

  1. Tantangan
  2. Tarif Tiket yang Tinggi 

Harga tiket yang relatif tinggi menjadikannya salah satu tantangan bagi keberlangsungan transportasi kereta cepat ini. Hal tersebut juga sekaligus menjadikan suatu hambatan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah yang berminat mencoba transportasi kereta cepat, tetapi terkendala dengan biaya yang relatif cukup mahal. Namun, pemerintah sempat memberikan kebijakan tentang harga tiket Whoosh yang digratiskan pada saat masa uji coba sekaligus untuk memperkenalkan kereta cepat kepada masyarakat Indonesia pada tanggal 15 September 2023. Tujuannya agar sebagian masyarakat dapat mencoba dan merasakan pengalaman menaiki kereta cepat. 

Tanggapan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tarif termurah untuk naik kereta cepat dikabarkan mencapai Rp250.000 per orang. Menurut Adita, selaku perwakilan dari Kementerian Perhubungan, angka tersebut akan diberlakukan dan menjadi keputusan resmi. Sementara itu, menurut Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, harga tiket sebesar Rp250.000 belum termasuk harga tiket kereta feeder dari Stasiun Padalarang ke Kota Bandung. Nantinya, tiket akan dijual dengan sistem bundling termasuk kereta feeder dan LRT Jabodebek dengan harga Rp300.000. Artinya, biaya yang dikeluarkan pada kereta cepat ini berkisar di angka Rp300.000. Hingga saat ini, kereta cepat Whoosh memberikan tarif tiket yang terbagi dalam 3 kategori kelas, yaitu First Class: Rp.600.000, Business Class: Rp.450.000, dan Premium Economy Class: Rp. 250.000-295.000.

Persentase Penilaian Masyarakat Terhadap Harga Tiket Whoosh

(Harga Tiket Whoosh yang Ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia seharga Rp300.000) 

Sumber: Katadata (diolah)

Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas masyarakat menganggap bahwa nilai yang ditetapkan terhadap harga tiket yang dijual pada kereta cepat tergolong wajar dan cukup berimbang. Namun, banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa harga tiket yang dijual masih tergolong mahal bahkan sangat mahal. 

  1. Infrastruktur dan Investasi

Infrastruktur yang digunakan pada kereta cepat Jakarta—Bandung meliputi jalur rel sepanjang 142,3 km dengan kecepatan operasional maksimum 350 km/jam, empat stasiun utama (Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar) yang dibangun dengan konsep Transit Oriented Development, serta fasilitas pendukung seperti depo, rolling stock, dan teknologi keamanan canggih. Jalur Elevated atau layang merupakan jalur khusus yang dibuat dan digunakan oleh kereta cepat. Terdapat juga infrastruktur tambahan berupa jembatan, terowongan, dan pier untuk mendukung jalur layang. 

Tantangan utama dalam pembangunan infrastruktur kereta cepat adalah masalah pendanaan atau pembiayaan. Investasi yang besar diperlukan untuk membangun jalur rel modern dan fasilitas stasiun (Sukmana, Wardarita, & Ardiansyah, 2021). Pemerintah dan pihak PT KCIC perlu mengatur manajemen dengan baik di aspek operasional kereta maupun fasilitas atau sarana prasarana stasiun. Selain itu, masalah lainnya adalah kendala teknis geologis dimana kondisi geografis di Indonesia menjadi tantangan sendiri secara teknis. Pembebasan lahan dan ganti rugi juga menjadi tantangan dalam pengembangan kereta api cepat di Indonesia. 

  1. Evaluasi Kinerja Operasional dalam 1 Tahun Terakhir

Mengutip KCIC, selama periode hingga 01 Oktober 2024, hampir satu tahun beroperasi melayani rute Jakarta–Bandung dan sebaliknya, Whoosh telah mengangkut lebih dari 5,4 juta penumpang. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 ribu diantaranya merupakan penumpang internasional yang berasal dari 159 negara. Kini dengan 48 perjalanan per hari, Whoosh telah menjadi solusi transportasi modern untuk masyarakat yang mengedepankan efisiensi waktu, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Kehadiran Kereta Cepat Whoosh juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan studi dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi, dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia, Whoosh dapat menghadirkan penghematan hingga triliunan rupiah. General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan bahwa sejak diluncurkan, kehadiran Whoosh juga memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia secara umum melalui berbagai manfaat sosial dan ekonomi yang turut dihadirkan. 

Berdasarkan studi Polar UI, kehadiran Whoosh dapat mengurangi biaya kecelakaan sebesar Rp2,91 miliar per tahun, penghematan biaya perbaikan infrastruktur sebesar Rp19 miliar per tahun, mengurangi emisi kendaraan sebesar Rp6,8 miliar per tahun, dan penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun. Penghematan tersebut dihitung dari pengurangan rasio kecelakaan akibat peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke Whoosh, penghematan biaya yang merupakan hasil dari pengurangan penggunaan mobil pribadi di jalan tol, pengurangan emisi karbon dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, serta penghematan bahan bakar sebagai dampak dari penggunaan mobil pribadi ke kereta cepat yang lebih efisien dalam konsumsi energi. 

Keberadaan Whoosh juga turut mendorong adanya peningkatan aksesibilitas pada suatu kawasan. Contohnya melalui dukungan pemerintah, telah terdapat pembukaan akses tol baru, peningkatan kualitas jalan nasional maupun daerah, serta hadirnya integrasi antarmoda yang memudahkan masyarakat dalam bermobilitas. KCIC turut berupaya meningkatan produktivitas masyarakat di sepanjang trase kereta cepat melalui pengembangan properti melalui kawasan yang terintegrasi.

Dinamika dan Realita

  1. Apakah Indonesia Sudah Perlu Kereta Cepat ?

Kebutuhan Indonesia terhadap kereta cepat masih menimbulkan berbagai argumen pro maupun kontra. Perlu atau tidaknya kereta cepat di Indonesia masih menjadi pertanyaan terbuka. Secara ideal, kereta cepat bisa menjadi solusi modern untuk masalah transportasi dan pendorong ekonomi. Namun, pada realita implementasinya menunjukkan tantangan besar terkait sektor ekonomi seperti pembiayaan, keberlanjutan finansial, dan relevansi dengan kebutuhan publik. 

Berdasarkan beberapa kajian publik dan persepsi masyarakat, berpendapat bahwa pembangunan kereta cepat di Indonesia adalah sebagai percepatan kemajuan transportasi modern bukan berdasarkan kebutuhan prioritas yang harus dimiliki Indonesia saat ini. Mengingat penggunaan kereta cepat ini hanya dapat dinikmati benefitnya oleh kalangan tertentu dan tidak sepenuhnya pada seluruh lapisan masyarakat mendapatkan benefit yang sama. Sementara itu, pembiayaan dan utang Whoosh yang perlu ditanggung oleh kalangan masyarakat banyak. 

Sebagian masyarakat juga cenderung masih memilih menggunakan transportasi darat lainnya seperti travel dan kereta api dibandingkan dengan Whoosh karena memiliki faktor yang lebih ekonomis. Namun,  peran Whoosh sangat berpengaruh terhadap kalangan pekerja dan pebisnis yang mengutamakan efisiensi waktu. Dapat disimpulkan secara garis besar maksud dari pembangunan dan penggunaan kereta cepat Whoosh ini diperuntukan bagi sejumlah target pasar tertentu dan tidak bagi seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, sistem keuangan dan pembiayaan harus murni dikelola secara mandiri tanpa bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

  1. Dinamika Utang Whoosh

Pada periode belakangan ini, masyarakat Indonesia dikhawatirkan terkait dinamika utang kereta cepat Whoosh yang semakin besar nilainya. Sejumlah platform berita dan media sosial pun ramai membahas isu mengenai peningkatan utang Whoosh yang dinilai kian menggunung. Pada awal pembangunannya utang Whoosh mencapai sekitar Rp120 triliun. Besarnya beban utang tersebut membuat perusahaan operator mengalami kerugian triliunan rupiah setiap tahunnya. Pemerintah menegaskan bahwa proyek ini menggunakan skema kerjasama business to business dan tidak membebani APBN.

Dikelola oleh PT KCIC (Kereta cepat Indonesia China) yang sebagian besar sahamnya dimiliki PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia yang dipimpin oleh PT KAI dengan total Investasi sebesar Rp120,38 triliun. Sebesar 75% dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dengan bunga 2% per tahun. Angsuran dilakukan dengan menggunakan skema bunga tetap selama 40 tahun pertama. Utang ini belum termasuk utang tambahan penarikan  pinjaman baru oleh PT. KCIC karena adanya pembengkakan biaya mencapai 1,2 Miliar USD atau sebesar Rp19,8 triliun dengan tambahan bunga sebesar diatas 3% per tahunnya. 

Sebagian besar pembiayaan Whoosh ditopang dari pinjaman CDB tetapi, pembiayaan pembangunan Whoosh juga melibatkan anggaran APBN serta dana kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan China. Rencananya pembekakan biaya sebesar Rp19,8 triliun tersebut akan ditanggung oleh kedua belah pihak. Skema untuk menangani biaya Rp19,8 triliun tersebut, 60% konsorsium Indonesia, sedangkan 40% konsorsium China. Sehingga, total utang yang ditanggung sebesar 542,7 USD diberikan melalui denominasi AS (Amerika Serikat) dengan rincian Rp5,04 triliun + bunga 3,2% dan sisanya sebesar Rp3,36 triliun + bunga 3,1% diberikan dalam denominasi Ren Mimbi atau Yuan. Sementara itu, pinjaman sebesar 75% dari CDB (China Development Bank) akan dialokasikan untuk menutupi pembengkakan biaya sebesar 75% dan 25% sisanya akan menggunakan PMN yang bersumber dari APBN Indonesia. 

Di sisi lain, 4 Perusahaan BUMN yang tergabung dalam konsorsium proyek kereta cepat yang tergabung dalam PT PSBI tersebut harus menanggung konsekuensi dari utang besar serta tingginya nilai bunga yang harus dibayarkan. Sehingga, PT PSBI harus menanggung kerugian sebesar  Rp. 11,493 Miliar setiap harinya. Kerugian tersebut terus berlanjut hingga tahun 2025 ini pada periode Januari-Juli, PT PSBI sudah membekukan kerugian sebesar Rp. 1.625 Triliun. Kerugian tersebut tentu memberikan dampak dan beban keuangan bagi 4 BUMN yang tergabung dalam PT PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia) terutama PT KAI (Kereta Api Indonesia) yang mempunyai porsi kepemilikan saham terbesar. 

  1. Keberlanjutan Proyek Whoosh
    1. Restrukturisasi Utang Whoosh

Program restrukturisasi diawali oleh tawaran dari pihak China sendiri dengan tujuan untuk membantu Indonesia mengatasi krisis keuangan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh. Tawaran dari pihak China ini dilatarbelakangi karena upaya menjaga reputasi proyek unggulan mereka yaitu BRI (Belt and Road Initiative). Dalam konferensi pers di Beijing 20 Oktober 2025, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan China siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk menjaga keberlanjutan operasional Whoosh. Menurutnya, siap terus memfasilitasi pengoprasian kereta cepat Whoosh yang berkualitas tinggi dan menekankan pentingnya melihat proyek kereta cepat ini dari sisi manfaat untuk publik, bukan hanya melihat keuntungan finansial. 

Respon pemerintah Indonesia menanggapi tawaran tersebut dijelaskan melalui Danantara yang menyebutkan akan menuntaskan rencana restrukturisasi utang Whoosh sebelum akhir tahun ini. Sementara itu, hingga narasi ini ditulis presiden Prabowo Subianto belum mengeluarkan statement resmi lebih lanjut mengenai skema pembayaran utang dan soal restrukturisasi keuangan Whoosh. Namun, dengan adanya restrukturisasi ini dapat memberikan salah satu celah dan solusi bagi pemerintah dalam menangani dinamika utang besar Whoosh yang terjadi saat ini.  

  1. Wacana Penambahan Rute Surabaya

Pada awal perencanaan proyeksinya, kereta cepat direncanakan akan menambah perjalanan rute hingga ke Surabaya jika proyek kereta cepat rute Jakarta–Bandung ini dianggap memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat dan ekonomi nasional. Realitanya yang terjadi saat ini justru menimbulkan berbagai problematik mulai dari banyaknya persepsi negatif masyarakat, pengelolaan keuangan yang kurang baik, sampai utang yang menggunung serta keuangan yang membengkak. Tentu semua faktor tersebut memberikan hambatan tersendiri bagi keberlanjutan proyek penambahan rute kereta cepat hingga ke Surabaya. 

Melihat kondisi yang tidak stabil ini, penambahan rute bukan menjadi sebuah prioritas saat ini, perencanaan penambahan rute ini dapat saja dikembangkan ketika Whoosh Jakarta–Bandung dinyatakan sukses dan stabil. Secara garis besar wacana tentang penambahan rute Whoosh hingga ke Surabaya belum bisa untuk dijadikan prioritas saat ini. Prioritas pemerintah saat ini adalah menjaga keberlangsungan proyek Whoosh Jakarta–Bandung ini. Salah satu langkahnya ialah memberikan solusi terhadap dinamika yang terjadi saat ini dan membawakan dampak berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. 

Kesimpulan

Proyek kereta cepat Whoosh dilatarbelakangi ambisi Indonesia sebagai negara pertama yang mempunyai kereta cepat di kawasan ASEAN. Diresmikan pada tahun 2023 pada era kepemimpinan presiden Joko Widodo. Kereta cepat Whoosh Indonesia hadir dengan tujuan untuk membuat kehidupan masyarakat lebih baik dengan menyediakan pilihan konektivitas yang lebih berkembang dan menciptakan lingkungan hidup yang bahagia. Diproyeksikan untuk melayani rute Jakarta–Bandung dengan total jarak tempuh sejauh 142,3 km dengan kecepatan hingga 350 km/h, dalam kurun waktu sekitar 45 menit dan direncanakan akan menambah rutenya hingga ke Surabaya. Kemunculan kereta cepat tersebut memberikan efek peluang yang besar terhadap beberapa sektor yang cukup signifikan khususnya pada sektor ekonomi. Dampak realita yang terjadi saat ini seperti pembukaan lapangan pekerjaan baru, sebagai simbol percepatan transportasi modern Indonesia, memperkuat hubungan antar negara, penumbuhan pendapatan nasional, kemajuan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi di sekitar kereta cepat, dan lain sebagainya. 

Namun, hadirnya kereta cepat di Indonesia menimbulkan perspektif negatif yang tidak sedikit juga. Beberapa dinamika dan tantangan mulai dihadapi pemerintah seperti tata pengelolaan keuangan yang kurang baik, utang yang menggunung, hingga terjadi pembengkakan biaya yang berpotensi memberikan ancaman besar bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Menanggapi keadaan tersebut, peran pemerintah saat ini adalah memprioritaskan bagaimana solusi yang akan diberikan terhadap masalah yang terjadi dan tentunya menjaga keberlangsungan proyek kereta cepat Whoosh kedepannya. Salah satu solusi yang dapat diberikan hingga saat ini adalah mengkoordinasikan lebih lanjut mengenai sistem pembiayaan atau arus keuangan kepada pihak China dan melakukan restrukturisasi dengan tujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan proyek kereta cepat Whoosh yang kemudian menjadi suatu peluang atau benefit yang dapat dirasakan bagi ekonomi Indonesia maupun masyarakat luas.  

Di luar dari itu semua, Whoosh tetap menjadi kebanggaan Indonesia dan menjadi simbol penting bahwa Indonesia mendukung penuh terhadap pembangunan infrastruktur modern dan berkelanjutan. Korelasi penting antara masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan. Peran masyarakat sebagai dukungan antusiasme  dan peran pemerintah sebagai pengeluaran kebijakan. Kedua-duanya berperan penting untuk memajukan proyek kereta cepat Whoosh sekaligus sebagai salah satu cara untuk menangani masalah yang terjadi didalamnya. 

Daftar Pustaka 

Afifah N.R.N., Badaruddin M. 2024 POTENTIAL CHINESE DEBT TRAP IN INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (CASE STUDY OF THE JAKARTA-BANDUNG HIGH-SPEED RAILWAY PROJECT). Vol. 8 No. 1. Indonesian Journal of International Relation. 

Arbar T. 2025. Soal Restrukturisasi Utang Whoosh, China Beri Lampu Hijau. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/market/20251026135504-17-679292/soal-restrukturisasi-utang-whoosh-china-beri-lampu-hijau

CEO Kereta Api di Asia Tenggara Gunakan Whoosh untuk Buktikan Kecanggihan dan Keandalannya! KCIC.

Digilib ITB. 

Fadhil D.N., Siahaan L.D., Shandy A.T. 2025. Analisis Karakteristik Penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh) di Stasiun Halim. Vol. 3 No. 2 (2023): Desember. Sistem, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti.

Ibrahim A. 2024. Daftar Masalah Whoosh di Tengah Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. CNN Indonesia. 

Iman. 2023. Mayoritas Penumpang Kereta Whoosh Pebisnis dan Wisatawan. Radio Republik Indonesia (RRI).

Jelang 1 Tahun Operasi, Ini Manfaat Whoosh Bagi Aspek Sosial dan Ekonomi Indonesia. 

KCIC Buka Lowongan Kerja untuk 16 Posisi, Terbuka Bagi Lulusan D3 hingga Sarjana. 

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Biro Komunikasi dan Informasi Publik – Senin, 02 Oktober 2023. Presiden Joko Widodo Resmikan Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara.

Mumtaz S. 2024.  Dinamika Politik Ruang di Balik Pembangunan Megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Jurnal PCD Vol. 12 No. 2 2024. Jurnal PCD. Universitas Gadjah Mada.

Rafii M.M., Widiyanesti S. 2024. Analisis Faktor Kepuasan Pelanggan pada Kualitas Layanan: Studi Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC). e-Proceeding of Management : Vol.11, No.5 Oktober. Telkom University. 

Sanusi., Sutjipto A., Riza M. 2025.STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS ‘WHOOSH KCIC’ MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) DAN ANALISIS SWOT. Academic Journal. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2025, Vol 6, Issue 3, p1503. EBSCO.

https://openurl.ebsco.com/EPDB%3Agcd%3A16%3A10410112/detailv2?sid=ebsco%3Aplink%3Ascholar&id=ebsco%3Agcd%3A184541945&crl=c&link_origin

Sejarah Perusahaan. 

Survei Persepsi Masyarakat Terhadap Kereta Cepat Whoosh. 2023. Digital dan Teknologi. https://databoks.katadata.co.id/publikasi/2023/11/21/survei-persepsi-masyarakat-terhadap-kereta-cepat-whoosh

Struktur Organisasi. KCIC.

Visi, Misi & Nilai. KCIC

Wahpiyudin C.A.B., Sumarwan U., Simanjuntak M., Nani I. 2025. Ride It or Miss Out: Unpacking Consumer Behavior Intentions for Whoosh High-Speed Rail. Jil. 23 No. 1 (2025). Jurnal Aplikasi Manajemen Universitas Brawijaya.

https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/8812

Zahrayanti F. 2024. Penjaminan Pemerintah Sebagai Penanggung Hutang Dalam Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Vol. 3 Iss. 2 (2024). Lexpatri. Scholar Hub Universitas Indonesia. 

 

Leave a comment