Apa itu E-Commerce?
Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses transaksi penjualan dan pembelian produk atau jasa secara elektronik melalui internet. Dengan e-commerce, konsumen dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berbelanja, memesan layanan, atau mengirim pesanan dari marketplace dengan mudah dan cepat. Selain itu, konsumen dapat melakukan transaksi secara online dengan berbagai metode pembayaran yang mudah dipilih melalui perangkat lunak, seperti smartphone, laptop, atau komputer. Hal ini memungkinkan konsumen untuk berbelanja dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu mengeluarkan waktu dan tenaga untuk melakukan kegiatan tersebut di luar rumah.
Banyak marketplace yang menggunakan website atau aplikasi untuk menjajakan produk dan layanan yang mereka miliki. Para penjual produk dan layanan membuat sebuah storefront yang menyediakan katalog produk dan layanan (service) yang diberikannya. Melalui storefront tersebut, konsumen dapat mengakses informasi produk dan layanan yang tersedia, melihat ulasan dan pendapat konsumen lain, serta memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka seperti halnya melakukan window shopping dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya, calon pembeli dapat melakukan belanja di marketplace kapan saja dan dari mana saja tanpa dibatasi oleh jam buka toko.
E-commerce juga membawa perubahan dalam gaya hidup konsumen, seperti gaya hidup yang lebih digital, gaya hidup yang lebih efisien, dan gaya hidup yang lebih modern. Dengan e-commerce, konsumen dapat melakukan berbagai kegiatan dengan mudah, cepat, dan dengan teknologi yang canggih. Hal ini memungkinkan konsumen untuk lebih efisien dalam mengelola kegiatan dan memungkinkan konsumen untuk mencoba gaya hidup yang lebih kreatif dan inovatif.
E-commerce menggunakan teknologi terkini untuk memastikan sistem pembayaran yang aman dan andal, seperti sistem pembayaran online yang terintegrasi dengan sistem bank, yang memungkinkan pembeli untuk melakukan transaksi dengan mudah dan aman serta untuk memastikan data dan informasi konsumen tetap aman selama proses pembayaran. E-commerce memiliki peraturan hukum yang teratur dan disertai oleh pihak berwajib, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menjamin transaksi e-commerce yang aman dan terpercaya.
Perkembangan E-Commerce
Saat ini, teknologi informasi tidak hanya memberikan layanan dan kemudahan untuk mendapat informasi saja, tetapi juga dimanfaatkan sebagai media komunikasi pemasaran berbasis digital. Pertumbuhan teknologi informasi yang sangat pesat telah menciptakan peluang bisnis baru dalam mengejar kesuksesan usaha dan merubah bisnis menjadi borderless dan timeless.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara konsumen berbelanja. Salah satu hal yang paling signifikan adalah perkembangan bisnis online di Indonesia yang sangat pesat. Pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun terlihat dari nilai transaksinya.
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
*proyeksi tahun 2024-2025
Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperkirakan nilai transaksi e-commerce mencapai 474 triliun sepanjang tahun 2023. Adapun nilai transaksi e-commerce diprediksi tumbuh 2,8% menjadi 487 triliun pada tahun 2024 dan tumbuh 3,3% menjadi 503 triliun pada tahun 2025. Data statistik e-commerce tahun 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa terdapat 2.868.178 usaha di platform e-commerce, jumlah ini setara dengan 37,79% dari total pelaku usaha di dalam negeri sepanjang tahun 2023.
Pengguna E-Commerce di Indonesia
Bank Indonesia dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan bahwa perkembangan belanja online di Indonesia semakin tumbuh dan meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta atau 73,7 persen dari populasi. Jumlah ini bertambah sekitar 25,5 juta pengguna dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan belanja online di Indonesia juga semakin meningkat, terutama karena situasi dan kondisi saat ini banyak masyarakat semakin percaya untuk berbelanja online di marketplace atau e-commerce. Tren pengguna e-commerce di Indonesia tumbuh cukup besar dalam beberapa tahun terakhir dan diprediksi pertumbuhannya masih akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Menurut data dari Statista, tercatat bahwa jumlah pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2018-2024 seperti grafik berikut:
Sumber: Statista (diolah)
Salah satu faktor yang mendasari prediksi ini adalah terus meningkatnya penetrasi internet nasional yang juga menjadi pendukung tumbuhnya bisnis e-commerce di masa depan. E-commerce memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Tren positif perkembangan ekonomi digital di Indonesia juga sejalan dengan perkembangan nilai investasi ekonomi digital di Indonesia.
Penggerak Ekonomi Digital
Selain semakin populernya aplikasi e-commerce, penggunaan financial technology saat ini juga semakin meningkat seiring perkembangan zaman. Di era revolusi 4.0 yang serba digital, sistem keuangan juga turut berkembang salah satunya melalui kehadiran financial technology. Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan pada gaya hidup anak muda yang biasa disebut sebagai generasi digital native. E-commerce dapat memunculkan perilaku konsumtif pada Generasi Z, tetapi hal itu dapat mendorong Generasi Z untuk menjadi penggerak ekonomi nasional bahkan memiliki potensi yang sangat besar karena hampir seluruh anak muda di Indonesia telah kecanduan untuk berbelanja secara online. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Muazam (2020), yang menunjukkan 85% transaksi yang berlangsung di e-commerce merupakan transaksi dari pengguna e-commerce berumur 18-35 tahun, dan cenderung melakukan pembelian produk fashion dan kecantikan.
Di Indonesia banyak sekali ditemukan marketplace yang menyediakan berbagai macam produk kebutuhan konsumen. Berbagai marketplace tersebut sering memberikan penawaran-penawaran yang menarik bagi konsumen yaitu dengan memberikan banyak promo, gratis ongkir, diskon, harga barang yang lebih murah, dan lain sebagainya. Adanya penawaran-penawaran yang dapat menarik konsumen akan mendorong kegiatan berbelanja secara terus menerus melalui e-commerce. Dengan adanya alat pembayaran non-tunai juga akan memberi efek semakin meningkatnya skala pembelian barang secara online. Aktivitas ini dapat mendorong peningkatan transaksi e-commerce di Indonesia yang terus tumbuh secara eksponensial dan akan mendorong sektor ekonomi digital di Indonesia untuk menjadi lebih maju.
Generasi Z menjadi segmen konsumen yang lebih disukai oleh para pemasar karena jumlahnya di seluruh dunia saat ini cukup besar dan memiliki daya beli yang cukup tinggi. Generasi Z cenderung mengkonsumsi dan menggunakan totalitas pendapatannya untuk konsumsi makanan dan pembelian barang secara online sehingga pemasar akan meningkatkan kegiatan pemasaran pada web atau sosial media supaya Generasi Z mendapatkan rekomendasi yang menarik dan berpengaruh terhadap perilaku dan minat beli dari Generasi Z.
Perubahan Gaya Belanja Generasi Z
Selain mendatangkan sisi positif untuk pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, e-commerce juga dapat memberikan dampak negatif kepada anak muda, salah satunya adalah memunculkan perilaku konsumtif. Generasi Z dapat memiliki perilaku konsumtif dikarenakan adanya faktor dari dalam dirinya, seperti sikap, persepsi, karakter, bakat, dan ilmu yang dimiliki. Di sisi lain, ada pula faktor eksternal yang mempengaruhi, seperti budaya, strata sosial, keluarga ataupun pengaruh lingkungan. Perilaku konsumen dalam hal berbelanja cenderung memperhatikan gaya hidup atau lifestyle yang ada. Hal ini dapat membuktikan bahwa lifestyle dapat mempengaruhi perilaku konsumtif pada Generasi Z. Cara seseorang berbelanja dapat mencerminkan status sosial seseorang ketika berbelanja, martabat, dan kebiasaan seseorang dengan gaya hidupnya yang selalu menghabiskan uang dengan berbelanja.
Konsumen Generasi Z memiliki gaya pengambilan keputusan pembelian barang secara online yang peka terhadap merek, harga, perfeksionis, mementingkan kualitas, hedonis, impulsif, loyal dan terbiasa pada merek atau toko tertentu. Hal yang paling menarik, Generasi Z ini menunjukkan gaya pengambilan keputusan yang khas sebagai generasi internet, yaitu online window shopping, tetapi justru kesulitan dalam mengevaluasi pilihan.
Untuk mengurangi sikap konsumtif, harus dilakukan pengendalian ketersediaan uang dan waktu. Misalnya, dapat dilakukan budgeting dan planning untuk mengatur waktu pembelian barang sesuai dengan kebutuhan. Hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku konsumtif adalah dengan cara mengubah mindset dari konsumtif menjadi produktif.
Kesimpulan
Generasi Z memiliki potensi besar untuk mendorong kemajuan ekonomi digital di Indonesia. Dengan keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi dan digital, serta kreativitas dan semangat juang tinggi, Generasi Z dapat membangun budaya digital yang baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan transaksi di e-commerce. Peran anak muda dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangatlah penting dan tidak dapat diabaikan. Dengan kreativitas dan inovasi, anak muda dapat menjadi kekuatan pendorong utama dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih dinamis dan berkelanjutan.
Perkembangan teknologi menunjukkan bahwa e-commerce dan financial technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan perilaku konsumtif dan gaya hidup Generasi Z. Adanya kecanggihan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar lebih paham teknologi dan juga menyadarkan masyarakat agar mulai beralih menggunakan pembayaran non-tunai. Akan tetapi, adanya unsur kemudahan dalam berbelanja ini justru memicu perilaku konsumtif pada anak muda.
Semakin tinggi kecanggihan e-commerce dan financial technology, maka semakin tinggi perilaku konsumtif yang akan muncul. Sebaliknya semakin rendah kecanggihan e-commerce dan financial technology, maka semakin rendah perilaku konsumtif yang akan ditimbulkannya. Kecanggihan teknologi membuat bisnis online terus berkembang sehingga terciptalah beberapa aplikasi e-commerce di Indonesia. Peristiwa tersebut membuat masyarakat khususnya Generasi Z semakin sering melakukan transaksi di e-commerce sehingga dapat menyebabkan adanya perilaku konsumtif di kalangan Generasi Z.
Referensi
Anggaraeni, M., & Widayati, S. (2022). Pengaruh E-Commerce dan Financial Technology terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Journal of Applied Business and Economic, 9(3). http://dx.doi.org/10.30998/jabe.v9i3.16620
Bank Indonesia. (2023). Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023: Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional. Bi.go.id. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2532123.aspx
Haddawi, R. (2024, February 20). Mengenal Perusahaan e-Commerce di Indonesia: Daftar dan Perkembangannya. Online-pajak.com. https://www.online-pajak.com/seputar-efaktur-ppn/e-commerce-di-indonesia
Kementerian Perdagangan RI. (2024). Kemendag Ramal Transaksi E-Commerce di RI Tembus Rp533 Triliun. Kemendag.go.id
Pangemanan, M. J., Saerang, D. P. E., & Maramis, J. B. (2022). Online Impulse Buying Konsumen e-commerce Generasi Z di Sulawesi Utara. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 10(2). https://doi.org/10.35794/emba.v10i2.41440